Merry Wahyuningsih - detikHealth
California, Pria yang merokok risiko lebih tinggi mengalami kelainan pada sperma. Tak hanya itu, pria perokok pasif juga memiliki risiko yang sama bahkan bisa terjadi pada anak-anak.
Pria yang merokok tak hanya menyebabkan kerusakan pada spermanya sendiri, tetapi juga bisa mewariskan kerusakan sperma pada anak laki-laki dan orang sekitarnya karena asap rokok yang mereka bagikan. Studi membuktikan bahwa menjadi perokok pasif dapat menyebabkan mutasi pada DNA sperma.
"Baru-baru ini, International Agency for Research on Cancer menyimpulkan bahwa ada cukup bukti yang menghubungkan bahwa ayah yang merokok menyebabkan peningkatan risiko kanker pada anak, yang menunjukkan bahwa merokok menyebabkan mutasi sel kuman yang diwariskan pada manusia," tulis Francesco Marchetti dari Lawrence Berkeley National Laboratory di California, seperti dilansir Guardian, Selasa (26/7/2011).
Perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelainan pada sperma, termasuk motilitas (gerakan) berkurang dan peningkatan kerusakan DNA. Tetapi perokok pasif ternyata juga memiliki risiko yang sama.
"Apa yang kita tidak tahu dan apa yang kita abaikan adalah pengaruh dari perokok pasif. Saya kira itu tidak mengejutkan bahwa perokok pasif menyebabkan kerusakan yang sama, karena Anda menghirup hal yang sama, meskipun pada tingkat yang berbeda," jelas Allan Pacey, pakar kesuburan di University of Sheffield.
Meski studi ini baru dilakukan pada tikus, tapi Marchetti yang memimpin studi mengatakan bahwa hal ini juga relevan terjadi pada tubuh manusia.
Dalam studi ini, Marchetti mempelajari 32 tikus yang terkena asap yang dihasilkan oleh dari 3 hingga 16 rokok, untuk berbagai waktu hingga 90 menit per hari selama dua minggu. Tikus percobaan dibagi juga yang merokok langsung (aktif) dan pasif, serta tikus kontrol.
Para ilmuwan kemudian meneliti sperma tikus enam minggu kemudian, melihat daerah dari DNA mereka yang tidak mengkodekan protein.
Hasilnya, frekuensi mutasi pada sperma tikus kontrol yang tidak terpapar asap rokok adalah sekitar 1,3-1,5 persen. Dalam simulasi tikus merokok langsung, tingkat mutasi rata-rata 4 hingga 4,7 persen untuk dosis rendah dan tinggi. Bagi tikus simulasi perokok pasif, tingkat mutasi adalah 4,6 persen dan 2,6 persen untuk dosis tinggi dan rendah.
Para peneliti menulis bahwa sementara tidak jelas apakah hubungan yang sama akan berlaku untuk daerah genom yang kode untuk protein. "Data kami menunjukkan bahwa paparan ayah pada perokok pasif mungkin akan memiliki konsekuensi reproduksi yang melampaui perokok pasif," jelas Marchetti.
Marchetti mengatakan bahwa temuan memberikan bukti kuat untuk mendukung argumen bahwa perokok pasif harus dianggap sebagai mutagen sel germinal pada manusia.
"Paparan asap untuk pria perokok pasif cenderung memiliki konsekuensi berbahaya bagi reproduksi serupa dengan yang dari perokok aktif," tegas Marchetti.
(mer/ir)
Redaksi: redaksi[at]detikhealth.com
Informasi pemasangan iklan
Ines - 7941177 ext.523
Elin - 7941177 ext.520
email : iklan@detikhealth.com
California, Pria yang merokok risiko lebih tinggi mengalami kelainan pada sperma. Tak hanya itu, pria perokok pasif juga memiliki risiko yang sama bahkan bisa terjadi pada anak-anak.
Pria yang merokok tak hanya menyebabkan kerusakan pada spermanya sendiri, tetapi juga bisa mewariskan kerusakan sperma pada anak laki-laki dan orang sekitarnya karena asap rokok yang mereka bagikan. Studi membuktikan bahwa menjadi perokok pasif dapat menyebabkan mutasi pada DNA sperma.
"Baru-baru ini, International Agency for Research on Cancer menyimpulkan bahwa ada cukup bukti yang menghubungkan bahwa ayah yang merokok menyebabkan peningkatan risiko kanker pada anak, yang menunjukkan bahwa merokok menyebabkan mutasi sel kuman yang diwariskan pada manusia," tulis Francesco Marchetti dari Lawrence Berkeley National Laboratory di California, seperti dilansir Guardian, Selasa (26/7/2011).
Perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelainan pada sperma, termasuk motilitas (gerakan) berkurang dan peningkatan kerusakan DNA. Tetapi perokok pasif ternyata juga memiliki risiko yang sama.
"Apa yang kita tidak tahu dan apa yang kita abaikan adalah pengaruh dari perokok pasif. Saya kira itu tidak mengejutkan bahwa perokok pasif menyebabkan kerusakan yang sama, karena Anda menghirup hal yang sama, meskipun pada tingkat yang berbeda," jelas Allan Pacey, pakar kesuburan di University of Sheffield.
Meski studi ini baru dilakukan pada tikus, tapi Marchetti yang memimpin studi mengatakan bahwa hal ini juga relevan terjadi pada tubuh manusia.
Dalam studi ini, Marchetti mempelajari 32 tikus yang terkena asap yang dihasilkan oleh dari 3 hingga 16 rokok, untuk berbagai waktu hingga 90 menit per hari selama dua minggu. Tikus percobaan dibagi juga yang merokok langsung (aktif) dan pasif, serta tikus kontrol.
Para ilmuwan kemudian meneliti sperma tikus enam minggu kemudian, melihat daerah dari DNA mereka yang tidak mengkodekan protein.
Hasilnya, frekuensi mutasi pada sperma tikus kontrol yang tidak terpapar asap rokok adalah sekitar 1,3-1,5 persen. Dalam simulasi tikus merokok langsung, tingkat mutasi rata-rata 4 hingga 4,7 persen untuk dosis rendah dan tinggi. Bagi tikus simulasi perokok pasif, tingkat mutasi adalah 4,6 persen dan 2,6 persen untuk dosis tinggi dan rendah.
Para peneliti menulis bahwa sementara tidak jelas apakah hubungan yang sama akan berlaku untuk daerah genom yang kode untuk protein. "Data kami menunjukkan bahwa paparan ayah pada perokok pasif mungkin akan memiliki konsekuensi reproduksi yang melampaui perokok pasif," jelas Marchetti.
Marchetti mengatakan bahwa temuan memberikan bukti kuat untuk mendukung argumen bahwa perokok pasif harus dianggap sebagai mutagen sel germinal pada manusia.
"Paparan asap untuk pria perokok pasif cenderung memiliki konsekuensi berbahaya bagi reproduksi serupa dengan yang dari perokok aktif," tegas Marchetti.
(mer/ir)
Redaksi: redaksi[at]detikhealth.com
Informasi pemasangan iklan
Ines - 7941177 ext.523
Elin - 7941177 ext.520
email : iklan@detikhealth.com
Comments